Perikanan dan Pariwisata Diproyeksi Genjot Melemahnya Rupiah

Tukul Rameyo Adi selaku staf Ahli Menko Kemaritiman Bidang Sosio-Antropologi.

KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Akhir-akhir ini publik seakan dibuat panik dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, satu dollar AS mencapai Rp. 15.000. Tentunya, angaka iti sangat besar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya menggenjot konektifitas sebagai basis jejaring untuk kembali memperkuat rupiah.

Tukul Rameyo Adi selaku staf Ahli Menko Kemaritiman Bidang Sosio-Antropologi menjelaskan, ada suatu format yang saling menguatkan tapi syaratnya konektifitas. Makanya pemerintah terus menggenjot konektifitas sebagai basis jejaring.

“Disini jejaring yang kita maksud itu adalah jejaring basis ekonomi inovasi, inovasi basis ekonomi, ekonomi basis pembangunan maritim. Rentetannya memang panjang yah tapi kita coba,” ungkapnya.

Lanjutnya, Indonesia menginginkan jadi peradaban pada 2085 nanti, namun diupayakan angan itu bisa terwujud pada 2045. “Saat ini perikanan kembali harus menjadi sebuah sektor yang bisa menyelamatkan “Rupiah” seperti tahun 98. Kalau yang lainnya bisnis eksesual, tapi yang kita punya sekarang ini yang bisa ditumbuhkan itu adalah perikanan yang paling siap,” papar Tukul.

Menurutnya yang mampu menggenjot rupiah saat ini ada dua sektor, yang pertama sektor perikanan dan yang kedua dibidang sektor pariwisata.

“Namun kembali lagi masyakarat harus ikut berpartisipasi. Jangan hanya pemerintah yang memiliki konsep, tapi komunitas dan masyarkat juga harus mendukung dan terlibat dalam menggenjot rupiah” imbuhnya. (Febry)

Perikanan dan pariwisata dapat atasi melemahnya rupiah