Kendari,Lenterasultra.com-Pertumbuhan ekonomi Kota Kendari pada Bulan Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 1,29 persen. Ternyata pemicu utamannya adalah turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 4.60 persen. Hal itu berdasarkan rilis data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari pada bulan Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 1,29 persen,” ungkap Kepala BPS Sultra Moh Edy Mahmud dalam konfrence persnya di Aula BPS Sultra, Senin 3/9/2018.
Sambung Moh Edy, deflasi Kota Kendari pada bulan Agustus, tercatat sebesar 1,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,72. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi 52 kota tercatat deflasi dan 30 kota tercatat inflasi.
“Jadi deflasi tertinggi tercatat di Kota Baubau sebesar 2,49 persen dan deflasi terendah tercatat di Jember Provinsi Jawa Timur sebesar 0,01 persen,” bebernya.
Selain dipicu turunnya harga pada kelompok makanan, deflasi di Kota Kendari juga disebabkan oleh turunnya indeks harga pada transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,59 persen.
“Sementara itu untuk kelompok yang tercatat inflasi yaitu kelompok kesehatan sebesar 0,40 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen, sandang sebesar 0,09 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar serta pendidikan, rekreasi, dan olah raga masing-masing sebesar 0,06 persen,” sebut Moh Edy.
Pri itu menambahkan, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah ikan kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, cakalang/sisik, layang/benggol, kangkung, angkutan udara, rambeng, bayam, sawi hijau, ekor kuning serta kacang panjang.
“Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah tomat buah, tomat sayur, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goreng, pepaya, gaun/terusan, baju kaos berkerah pria, beras serta baju kaos berkerah anak,” pungkas Edy. (Febry)