Rayakan HUT BPJS Kesehatan Ke-50, Peserta JKN-KIS Meriahkan Senam Sehat Kolosal

Ribuan peserta JKN-KIS mengikuti senam sehat kolosal dalam kemeriahan HUT BPJS Kesehatan ke-50 di halaman parkir eks MTQ (SSDC ), Minggu 29/7 tadi pagi. (Foto:Ilham)

Kendari,LENTERASULTRA.Com-Tahun ini, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan genap berusia 50 tahun. Dalam HUT-nya kali ini, dirayakan meriah sekaligus menyambut Asian Games ke-XVIII yang sebentar lagi akan berlangsung di Jakarta dan Palembang (Indonesia). Kemeriahannya dikemas dalam Senam Sehat Kolosal 18.8.18 bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) se-Indonesia.

Begitupun dengan BPJS Kesehatan Cabang Kendari melaksanakan momen besarnya tersebut di halaman parkir Eks MTQ (SSDC),  Minggu (29/7) pagi tadi. Senam sehat itu diikuti ribuan peserta JKN-KIS,  Fasilitas Kesehatan mitra BPJS,  stakeholder terkait, hingga para Duta BPJS Kesehatan.

Jargon “hidup sehat itu mudah dan murah” senantiasa digunakan serta dipromosikan oleh BPJS Kesehatan selaku penyelenggara prorgram JKN-KIS. Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern.

“Lewat kegiatan ini, kami ingin mempromosikan betapa murah dan mudahnya menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan senam rutin setiap pagi, kita sudah bisa meningkatkan kebugaran dan sistem imun sehingga tak mudah sakit. Atas kesadaran masyarakat berprilaku hidup sehat itu, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun. Maka pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan keprogram promotif-preventif agar masyarakat tetap sehat,”ungkap Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kendari, Hendra J Rompas saat ditemui usai kegiatan senam sehat, Minggu 29/7 pagi tadi.

Lanjut Hendra, mengajak masyarakat agar membiasakan olahraga dan menerapkan pola hidup sehat, hal itu akan berdampak untuk jangka panjang. Dengan itu, harapannya bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia dan di Sultra khususnya.

“Tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8 persen dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Makanya, BPJS Kesehatan fokus menjaga masyarakat sehat agar tetap sehat melalui program promotif perventif yang dilakukan,” bebernya.

Dia menambahkan, masyarakat yang beresiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola resiko tersebut melalui program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif perventif perorangan peserta JKN-KIS.

“Berbagai penyakit katastropik sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Kesehatan menjadi salah satu pilar yang menetukan kemanjuan suatu bangsa. Bagaimana tidak, kesehatan memengaruhi produktivitas penduduk. Kedepan kami ingin kesadaran masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat dapat meningkat dari waktu ke waktu,” imbuh Hendra

Berdasarkan data BPJS Kesehatan,  sampai dengan 20 Juli 2018, terdapat 199,8 juta jiwa penduduk Indonesia yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 22.322 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKPT), 2.406 rumah sakit dan klinik utama, 1.599 apotek dan 1.078 optik.(Ilham)