Pembangunan Proyek Enam Jembatan di Raha Disorot Warga

Beginilah kondisi jalan di salah satu jembatan yang di bangun di ruas jalan Raha-Tampo. Kondisinya licin dan berlumpur jika hujan mengguyur wilayah itu. Jika tidak hati-hati, pengendara rawan kecelakaan. (ery)

Lenterasultra.com-Proyek pembangunan jembatan kini sedang dibangun di Kabupaten Muna. Proyek dengan nilai anggaran sekitar Rp 9,7 milyar itu di kerjakan untuk membuat enam jembatan di ruas jalan Raha-Tampo.

Namun keberadaan proyek ini mulai mendapat sorotan dari warga. Penyebabnya, pembangunan enam enam jembatan di ruas jalan itu, menyebabkan beberapa ruas jalan di sekitarnya licin dan berlumpur sehingga menghambat jalur transportasi ke Raha maupun ke Tampo. Jika tidak hati-hati melintas di jalan tersebut, pengendara rawan mengalami kecelakaan.

Kondisi ini diperparah dengan pengantingan tanah yang dilakukan pihak rekanan. Pemenang tender proyek tersebut, melakukan cuting di dua sisi jalan, sehingga menyebabkan jalan disekitarnya rusak.

La Ode Rasidin, salah satu pengemudi mobil ekspedisi mengaku, tidak berani melintasi di sekitar jalan yang di cutting jika musim hujan. Ia memilih berhenti dan menunggu keringnya lumpur pada jalan tersebut. “Saya disini dari jam 10 pagi. Sekarang sudah jam empat sore. Kasian kita pengendara jadi terhambat,” keluhnya saat ditemui lenterasultra.com saat memantau kondisi jalan, Minggu (13/5).

Menurut Rasidin, seharusnya kontraktor melakukan cuting jalan satu sisi dulu. Hal itu, agar pengendara tak kesulitan melewati jalur tersebut. “Ini dicuting dua-dua. Baru kontraktor tinggal liat-liat juga. Musim hujan begini, setengah matimi kita mau lewat. Temanku saja, patah As mobilnya saat lewat disini. Pekerjaan bagaimana begini,” sorot warga Mabolu ini, sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Sementara, Dolis pembuat batu bata disekitar jalan poros menyampaikan, pembuatan jembatan itu, kurang lebih baru dua pekan. “Baru dua minggu sepertinya. Ada juga mobil truk tidak bisa melintas. Kalau kemarin-kemarin, macet total. Apalagi, kalau ada penumpang feri,” katanya.

Rusaknya jalan itu, berkisar kurang lebih 100 meter. Dari enam unit jembatan yang dibangun dengan jarak tak berjauhan, titik terparah tepat di depan kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Napabalano. Ditempat ini, jalannya licin dan berlumpur jika hujan turun.

Ada enam jembatan yang dikerja di poros itu. Yakni, penggantian jembatan S. Soni, S. Gola I dan S. Gola II, penggantian jembatan S. Moji I dan S. Moji II serta penggantian jembatan S. Wulu. Sesuai kontraknya, anggaran yang diporsikan untuk membangun enam jembatan tersebut sebesar Rp. 9,7 Milyar yang bersumber dari APBN.

Sekretaris Dinas PU Muna, Anwar Agigi tidak bisa memberikan argumen terkait  pekerjaan jembatan pada jalan berstatus nasional tersebut. Alasannya, proyek itu, merupakan kewenangan pusat dan berstatus nasional. “Mereka hanya melaporkan atau memberitahukan bahwa ada pekerjaan.  Hal-hal lainnya tidak ada.  Jadi itu otoritas sepenuhnya pusat,” singkatnya.

Ditempat terpisah Humas Pemkab Muna Amiruddin Ako mengatakan, keluhan pengendara yang melintas di jalur tersebut tidak akan terjadi jika pihak kontraktor membenahi jalan yang rusak akibat pekerjaannya. Kontraktor lanjut Amiruddin Ako seharusnya menyiapkan jembatan alternatif dan itu wajib hukumnya.

Makanya, langkah pemerintah setempat bakal bersurat supaya pihak kontraktor respek dengan keluhan masyarakat yang lalu lalang di jalan yang menjadi proyek enam jembatan tersebut. “Sekarang akses mobilitas disitu meningkat. Apalagi, arus mudik. Itu wajib hukumnya dilakukan kontraktor menyediakan jembatan alternatif. Mungkin besok atau lusa, kita bersurat,” tegas Amiruddin, Rabu, kemarin. (ery)

Proyek disorot