Pria di Konut Cabuli Anak Tirinya Sampai Lima Kali

LENTERASULTRA.com-Bila ada yang memberi label pria bejat terhadap seorang Juslan, itu sangatlah pantas. Sebagai seorang ayah, meski berstatus tiri, harusnya ia jadi pelindung anaknya. Tapi itu tak dilakukan lelaki asal Konawe Utara ini. Anak tirinya yang baru berusia 14 tahun, malah jadi korban syahwatnya yang tak terkontrol. Sejak 2016 lalu, ia lima kali mencabuli anak tirinya itu.

Tapi serapat-rapatya ia menyimpan aib, dengan ancaman membunuh sekalipun, pasti juga terkuat. Juslan kini harus berurusan dengan hukum, setelah ia ditangkap polisi usai Sephia-nama disamarkan-melapor ke penegak hukum tentang semua kelakuan biadab sang ayah tiri, Jumat (27/1) sore lalu.

Didampingi kerabatnya, Sephia merunut detail aib yang dialaminya selama setahun terakhir. Keluarga ini tinggal di Desa Bandaeha, Kecamata Molawe, Konawe Utara. “Pertama kali dia “kasih begitu” saya, waktu saya kelas 1 SMP Pak,” terbata Sephia saat memulai menceritakan kisah kelamnya itu di Mapolsek Lasolo.

Suatu sore, di tahun 2016, Sephia tertidur di ruang tengah rumahnya. Mendadak, ia merasa ada tubuh yang menindisnya. Di tengah kesadaran yang belum pulih, remaja kelahiran tahun 2003 ini merasa jika dadanya tengah digerayangi. Saat membuka mata, yang ia lihat adalah ayah tirinya.

Ada peristiwa lanjutan dari kejadian sore itu yang tak pantas ditulis. Aksi pencabulan sukses, meski tak sampai ada penetrasi. “Saya meronta terus ji pak, makanya dia berhenti. Tapi dia larang saya cerita sama orang. Dia ancam mau bunuh saya dengan mamaku,” kata Sephia.

Peristiwa kedua terjadi di tahun 2017 saat ia sudah duduk di kelas 2 SMP. Sephia tak ingat lagi persis hari dan tanggalnya. Yang pasti, itu terjadi saat sore, ketika rumahnya sepi. Kala itu, gadis remaja ini tengah duduk di kursi ketika ayah tirinya itu meminta dipijat.

Entah iblis mana yang membisiki Juslan, tapi otak mesumnya bekerja. Bukan hanya meminta badanya dipijak, ia malah meminta “yang lain”. Sang anak menolak tapi dipaksa. Ia membaringkan paksa sang anak di tikar, dan hari itu Sephia merasakan hal yang mestinya hanya boleh bersama suaminya kelak. Ia ternoda. Dan, situasi semacam ini sempat terulang kembali beberapa hari kemudian.

Derita Sephia ternyata belum berakhir. Ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMP, sang ayahnya mengajaknya ke kebun. Saat hendak pulang, Juslan minta jatah lagi dengan menghunus parang. Dibawah ancaman pembunuhan, adegan dewasa itu terperagakan. Senja sudah tua, saat air mata Sephia menetes. Empat kali sudah ia dicabuli saat itu.

Puncaknya terjadi Desember 2017 lalu. Sore hari, Sephia sedang mandi. Mendadak, sang ayah tiri bejat juga memaksa masuk kamar mandi. Ia menarik tangan remaja itu, ke kamar mandi sebelahnya yang agak lapang. Kisah pilu itu kembali terjadi, dan kali ini dengan cara berdiri. Juslan memang serampangan, asal syahwatnya tuntas, posisi bagaimanapun tak ada soal.

Aib itu hampir saja kembali tertutup andai Juslan tak kembali macam-macam. Malam harinya, ia meminta kepalanya dipijat, tapi Sephia menolak. Ia sepertinya tahu bahwa bukan hanya kepala yang akan diminta suami ibunya itu dipijat, tapi juga yang lain. Ia pun kabur lewat pintu dapur.

Juslan sempat mengejar, dengan parang pula. Tapi Sephia kadung takut. Ia bersembunyi dan memilih tinggal bersama neneknya. Remaja ini enggan pulang. Makanya, keluarganya curiga dan memaksanya bercerita apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah mengumpulkan semua kekuatannya, Sephia akhirnya bicara dengan keluarganya. Bagai disambar petir, semua terkejut. Mereka akhirnya bersepakat untuk melaporkan kasus ini ke Mapolsek Lasolo.
“Kami sudah terima laporannya, pelakunya sudah kami amankan. Sementara korban sudah dilakukan visum,” kata Ipda Ramlan, Kapolsek Lasolo saat dikonfirmasi, sekaligus membenarkan laporan kejadian itu.(jovi)

Cabulkonut