LENTERASULTRA.com-Ini benar-benar tragedi, memilukan sekaligus memalukan. Seorang siswi SMP berinisial LGDS, yang baru berusia 14 tahun tewas dengan cara yang bikin geleng-geleng kepala. Remaja putri ini meninggal setelah bercinta tiga ronde dengan pacaranya, seorang sopir pengangkut batako, bernama GW
Ini terjadi di Tabanan, Bali, Minggu (21/1). Informasi yang diperoleh, sejoli yang tengah dimabuk cinta, ini bertemu di Air Terjun Singsing Angin yang berlokasi di Desa Apit Yeh, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, sekitar pukul 13.00 WIB.
GW selanjutnya mengajak korban pergi ke sebuah kamar kos di Jalan Debes, Gang IV Nomor 2, Kamar Nomor 7, Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Tabanan. Kamar kos, itu sebenarnya milik adik GW. Tapi Sabtu (20/1) malam, sebelumnya, adiknya pulang kampung, dan kamar kosnya dipinjam oleh GW.
Sebelumnya sejoli ini kenal melalui BBM sejak 29 Desember 2017 lalu, dan menjalin hubungan pacaran. Keduanya pun beberapa kali ketemuan dan melakukan hubungan badan. Sesampainya di kos, mereka mengobrol dan menonton TV kemudian berlanjut dengan berhubungan badan sebanyak tiga kali.
Ketika berhubungan badan untuk ketiga kalinya, GW mengakui kelamin korban mengeluarkan darah. Setelah selesai bercinta, GW pun pergi ke kamar mandi. Namun sekembalinya dari kamar mandi, GW menyaksikan sang kekasih sudah tak sadarkan diri.
Menurut saksi yang merupakan tetangga kos GW, sebelum GW memutuskan untuk membawa korban ke rumah sakit, ia sempat meminta minyak telon kepada tetangga kosnya untuk membangunkan korban. Namun karena tak mempan, korban pun dilarikan ke UGD BRSU Tabanan sekitar pukul 15.30 WIB. Sayang, saat tiba di UGD BRSU Tabanan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kepala Bidang Pelayanan Medik BRSU Tabanan, dr. Gede Sudiarta menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Hanya saja memang dari kelamin korban mengeluarkan darah berwarna merah kegelapan.
Selanjutnya juga ditemukan lecet kecil pada bibir ukuran 0,2 mm serta 4 tanda seperti ‘cupangan’ pada dada kanan dan kiri korban. “Menurut pacarnya ya mereka sehabis melakukan hubungan badan, dan tidak sadarkan diri sekitar 1 jam sebelum dibawa ke UGD BRSU Tabanan,” ungkapnya Senin (22/1), seperti dikutip dari jawapos.com
Setelah mendapatkan informasi, keluarga korban pun mulai berdatangan ke BRSU Tabanan. Mereka nampak tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat melihat korban terbujur kaku di ruang jenazah BRSU Tabanan. Namun tak satupun dari keluarga korban mau berkomentar. Akhirnya jenazah korban dibawa ke RS Sanglah untuk menjalani otopsi sesuai permintaan keluarganya.
Sementara itu, Kepala Bagian Forensik RSUP Sanglah dr. Dudut Rustiadi menyampaikan bahwa dari pemeriksaan luar yang dilakukannya diduga korban meninggal karena dibekap. Hal tersebut dikuatkan dengan ciri – ciri mati lemas karena kekurangan oksigen.
“Kami telah melaksanakan otopsi atas permintaan dari Polres Tabanan. Dari pemeriksaan luar, kami temukan ada beberapa luka yaitu luka lecet dan memar pada daerah bibir, leher, dada dan di paha bagian kanan kiri,” terangnya.
Selain itu dari alat kelamin korban disampaikannya mengeluarkan darah. Namun pihaknya enggan membeberkan detail kondisi pendarahan dan sebabnya. “Kami tahu lukanya dimana dan sebabnya, tapi kami sampaikan pendarahan gitu aja ya. Karena saya ndak boleh menyampaikan terlalu spesifik dimana pendarahannya,” terangnya.
Pihaknya menyampaikan bahwa dari hasil otopsi yang dilakukannya, sementara diduga kuat korban meninggal lantaran kekurangan oksigen. “Kalau penyebab kematiannya dari pemeriksaan luar kami temukan kekurangan oksigen berupa warna kebiruan pada bibir dan kuku. Dan dari organ dalamnya ada titik-titik pendarahan dan pelebaran pembuluh darah. Artinya orang ini mati karena mati lemas. Dari otopsinya seperti itu,” jelasnya.
Dugaan penyebab kekurangan oksigen tersebut disampaikan lantaran kemungkinan korban sempat dibekap oleh kekasihnya saat berhubungan intim. Hal tersebut dikuatkan dengan ditemukannya luka lecet dan memar pada bibir.
“Dugaannya, kami curigai ya mungkin karena dibekap itu. Karena ada lecet dan memar di bibir. Lalu berupa penekanan di pipi, bibir dan leher. Namanya luka lecet dan memar itu namanya akibat kekerasan tumpul. Dugaannya seperti itu kemungkinan seperti itu,” tuturnya.
Untuk mengetahui sebab pastinya kematian korban, kini dilakukan uji toksikologi yang memakan waktu sekitar 2 mingguan. Dimana uji ini untuk mengetahui adanya kemungkinan penggunaan zat – zat tertentu.
“Untuk mengetahui apakah ada zat – zat mungkin yang dipakai. Dengan mengambil sampel darah, urin, isi empedu lambung dan hati. Karena patut kami curigai, korban kan masih kecil kok mau diajak begituan kan beda kasusnya dengan orang dewasa. Siapa tahu diperdaya dengan obat,” jelasnya.
Pihaknya juga masih mendalami ada tidaknya sperma di alat kelamin korban untuk memastikan adanya persetubuhan. “Persetubuhan kami belum bisa menentukan ya. Kami masih ambil sampel juga untuk mencari adanya spermatozoa,” jelasnya.
Pacar korban, GW, 25, asal Seririt, Buleleng, kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.(abi/jpc)