Sultra Tidak Butuh Beras Impor

Saat pemerintah RI memutuskan mengimpor beras dengan alasan stok pangan yang kurang, Sultra memastikan tidak butuh karena pasokan domestik cukup memadai

LENTERASULTRA.com-Rencana pemerintah melalui Kementerian Perdagangan melakukan impor beras, masih jadi kontroversi. Di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi, semua baik-baik saja. Bulog punya banyak stok beras untuk memenuhi kebutuhan di pasar-pasar.

Sultra pun demikian. Daerah dengan stok pangan melimpah di berbagai wilayah cukup kuat menopang kebutuhan domestik. “Kita tidak perlu beras impor,” tegas Saleh Lasata, Plt Gubernur Sultra, dalam meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang berlangsung Rabu (17/1) lalu.

Wakil Gubernur Sultra ini menegaskan, Bumi Anoa tak butuh impor beras. Stok beras Sultra masih cukup untuk enam bulan ke depan. Wajar saja, beberapa sentra lokal cukup aktif berproduksi. “Bahkan kita sudah bisa menyuplai ke provinsi lain, misal Gorontalo dan Maluku Utara,” ucap pria yang juga sebagai Ketua TPID Sultra ini.

Ia cukup optimis, operasi pasar mampu menekan harga beras. Di sisi lain, kenaikan harga ikan juga disoroti. Menurutnya, stok ikan harus terjaga supaya harga tidak melambung tinggi. Misal dengan memberikan bantuan alat pendingin ke wilayah pesisir sebagai penyuplai terbesar.

Bukan rahasia, kenaikan harga bahan pangan adalah pemicu inflasi Sultra yang paling dominan. Pertumbuhan ekonomi tidak optimal tanpa menjaga laju inflasi. Sepanjang tahun 2017 lalu, inflasi Sultra tercatat 2,97 persen memang lebih tinggi dari inflasi 2,65 persen pada tahun sebelumnya, mamun jauh lebih terjaga daripada inflasi nasional yang sudah mencapai angka 3,61 persen.

Kendatipun Sultra sempat terkena inflasi di tahun lalu, akibat kenaikan harga sayur yang cukup ekstrim akibat cuaca buruk, namun rupanya kondisi stabil tetap terjaga. “Namun kita tidak boleh lengah dengan kondisi stabil ini. Dinas terkait harus terus siaga. Sementara upaya akan didukung dengan kebijakan, baik dengan APBD maupun dana dari pusat, ” tegasnya.

Sementara laporan perkembangan inflasi juga disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra, Minot Purwahono. Katanya, sampai triwulan tiga tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Sultra cukup terjaga dan diperkirakan bakal tumbuh lebih tinggi di triwulan keempat.

“Pengeluaran ikan masuk kelompok konsumsi yang paling besar, makanya ini harus jadi salah satu komoditas yang dijaga stok serta harganya,” tutupnya. (febi)

berasimpor