Polda Janji Segera Tangkap Pembacok Empat Warga Kadia

Suasana pertemuan antara keluarga korban pembacokan di Kadia yang didampingi aktivits HMI, dengan pihak Polda Sultra yang diwakili Dirintel, Kombespol Hartoyo, tadi siang

LENTERASULTRA.com-Masih ingat aksi penyerangan berdarah yang dialami tiga orang warga Kota Kendari, 19 November lalu? Kala itu, Syamsuddin, Kahar dan Fuddin dan seorang pengacara nyaris saja dijemput maut akibat aksi pembacokan oleh beberapa orang yang diduga suruhan.

Ironinya, meski sudah lebih sebulan, alih-alih sampai ke pengadilan, pelaku pembacokan yang nyaris membuat tangan Syamsuddin putus itu belum juga ditangkap. Yang lebih menyesakan dada, korban mengaku melihat sendiri otak aksi itu, berkeliaran di Kota Kendari.

Gara-gara itu, korban dan keluarganya didampingi belasan mahasiswa dari HMI MPO menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Sultra, Kamis (28/12), mengritik kinerja aparat Polres Kendari yang mereka anggap tutup mata. “Pelakunya masih dilihat korban berkeliaran di Kota Kendari. Inisialnya Lk,” kata Farid, Sekjend Badko HMI MPO yang berorasi di depan Polda.

Akibat aksi penyerangan itu, para korban mengalami luka permanen, di wajah dan lengan. “Jangankan pelakunya ditangkapi, tempat kejadian perkara saja tidak pernah diberi garis polisi. Makanya kami minta Polda ambil alih kasus ini,” tandas Farid.

Dirintel Polda Sultra, Kombespol Hartoyo kemudian menemui korban dan perwakilan pengunjuk rasa di di ruang Media Centre Bid Humas Polda Sultra. Setelah mendengar aspirasi korban, perwira polisi ini berjanji akan segera melakukan tindak lanjut terkait persoalan tersebut agar segera tuntas.

Untuk diketahui, Minggu (19/11) pagi lalu, sekitar pukul 10.00 Wita, di Jalan Antero Hamra, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, terjadi aksi penyerangan bersenjata oleh beberapa orang. Korbannya tiga orang.

Kisah berawal saat Syamsuddin dan dua kerabatnya membersihkan ilalang dan rerumputan di sebuah lahan di kawasan itu. Lahan itu oleh Syamsuddin diklaim sebagai miliknya. Mendadak datang beberapa orang melakukan pengusiran, dengan alasan tanah itu milik orang lain.

Cekcok mulut sempat terjadi sebelum akhirnya para penyerang itu menyabetkan parang. Fuddin yang parah karena lengan dan wajahnya terkena sabetan senjata tajam. Melihat itu, Syamsuddin berusaha menolong. Naas, sebilah parang juga dihujamkan kepadanya. Ia menangkis benda tajam itu.

Sayangnya, meski sudah dilaporkan ke polisi, sampai hari ini belum ada kemajuan. Pelakunya tak juga kunjung ditangkapi, meski diawal-awal, aparat Polres Kendari sempat melakukan pengejaran. Tak puas dengan kerja polisi di Polres, korban dan keluarganya pun meminta Polda turun tangan.(jovi)

bacokserang