LENTERASULTRA.com-Sudah jadi tradisi, saban akhir tahun, khususnya di momentum Natal dan Tahun Baru, harga bahan makan di pasar menjolak. Pemicunya, biasanya karena stok barang terbatas sedangkan permintaan tinggi. Hukum pasar pun otomatis berlaku.
Untuk mengawasi kondisi tersebut, tim satuan petugas (Satgas) pangan Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai blusukkan ke pasar-pasar. Unit yang merupakan gabungan dari Polda, Disperindag, BPOM, Dinas Pertanian dan Oeternakan, Dinas Kesehatan dan Bank Indonesia ini dibentuk untuk mengawasi kestabilan harga pangan menjelang natal dan tahun baru.
Inspeksi ke pasar-pasar sudah sempat dilakukan. Di Pasar Andounohu dan Mandonga misalnya, Satgas melihat bahwa ketersediaan stok bahan pangan jelang Natal dan Tahun Baru masih cukup dan dipastikan aman. “Memang ada komoditi yang harganya naik, seperti daging ayam potong dan sayur, tapi itu karena iklim buruk di daerah pemasok,” kata Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono.
Minot menyebut, stok daging sapi masih mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Kendari. Harga daging sapi pun tidak mengalami kenaikan masih dikisaran Rp 110.000 per kilogram dan tulang Rp 50.000 per kilogram.
Daging sapi didatangkan dari rumah pemotongan hewan (RPH). Sementara berbeda dengan daging ayam mengalami kenaikan dari Rp 50.000 menjadi Rp 55.000 per ekor. Sementara itu, harga ikan asin masih normal. Untuk harga telur dijual Rp 48.000 per rak.
Dikatakan Minot, sejumlah komoditi yang masih mengalami kenaikan harga tersebut, memang mendorong inflasi di Sultra pada semester III. “Jadi wajar kalau masih mahal, tetapi kami tetap akan pantau jangan sampai harganya terlalu melonjak,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Wakapolda Sultra Kombes Pol Winarto mengatakan, sidak yang dilakukan untuk menindaklanjuti perintah dari Kapolri dan Presiden dalam rangka menjaga stabilitas harga bahan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru. Hasil pantauan yang dilakukan di pasar, ada beberapa harga yang naik.
Hal ini akan ditindaklanjuti untuk mencari tahu penyebab kenaikan tersebut. Komoditas yang mengalami kenaikan, misalnya telur, bawang putih, bawang merah, daging ayam, cabai merah besar, dan cabai merah keriting.
Kata dia, informasi yang dihimpun dari sejumlah pedagang komoditi tersebut, harga naik karena harga dari distributor yang sudah tinggi. “Kalau ikan tidak semua jenis ikan mahal. Hanya ikan-ikan tertentu. Itu dikarenakan cuaca yang tidak menentu,” papar Winarto.
Kenaikan tersebut dinilainya masih normal, sebab tidak terlalu signifikan. Dia juga menuturkan, bahwa ketersediaan bahan pangan cukup secara keseluruhan hingga tahun baru nanti. “Jika terdapat oknum yang melakukan penimbunan akan ditindaklanjuti oleh satgas pangan. Pengawasan aka terus dilakukan di sejumlah pasar, termasuk di luar Kendari,” pungkasnya. (isma)