Komoditas Sagu Sultra Jadi Harapan Indonesia

Suasana pembukaan festival sagu di sebuah hotel di Kendari, kemarin

LENTERASULTRA.com-Potensi komoditas sagu di Sultra ternyata jadi perhatian Food and Agriculture Organization (FAO), sebuah organisasi internasional yang mengurus hal-hal pertanian dan makanan. Penelitian lembaga ini menunjukan jika sagu di Bumi Anoa, bisa jadi harapan masa depan Indonesia.

Kemarin sore (5/11), di sebuah hotel ternama di Kendari, organisasi yang didirikan di Canada, Oktober 1945 ini menggelar festival kuliner sagu sebagai komoditas pangan unggulan di Sultra. Berbagai olahan sagu ditampilkan.

“Masyarakat Sultra harusnya bangga dengan sagu di Sultra, khususnya anak-anak muda,” kata Ageng Herianto, Assistant Programe FAO yang hadir di acara tersebut. Ia menyebut, Indonesia sebagai negara dengan potensi lahan sagu terbesar di dunia. Ditaksirnya sampai Rp 1,2 juta hektar.

Jika potensi ini tidak dijaga dan dikembangkan oleh pemerintah dan generasi muda, maka keberadaannya akan sia-sia saja. “Di Sultra juga demikian. Harusnya selalu ada inovasi pengembangannya, termasuk kreativitas dalam menyosialisasikan kuliner berbahan sagu,” katanya.

Ageng menyebut bahwa daerah penghasil sagu lain seperti Papua saat ini sudah lebih banyak dieksploitasi oleh pihak asing untuk produk makananan yang di bawa ke luar negeri. Semakin ke barat Indonesia jumlah sagu semakin kecil. Kini, harapan penghasil sagu ada di Kendari.

“Sultra memempunyai jumlah sagu yang berjumlah besar dan tentu hal ini harus dimanfaatkan dan terus di berdayakan” ungkapnya. Data terakhir ketersediaan sagu di Sultra sekitar 5.000 hektar.
“Tapi itu dulu. Sekarang kami belum tahu pasti berapa ketersediaan sagu di Sultra sebab dikhawatirkan ada pengaruh konversi lahan sagu ke jenis tanaman lain,” tambahnya.

Dia melanjutkan bahwa FAO sendiri telah melaksanakan berbgai program untuk mensuport perkembangan komoditas sagu ini. Berbagai program telah dijalankan di Sultra. Program itu berupa pembangunan dua pabrik sagu di Konawe.

Berdasarkan penelitian akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) jika sagu di Sultra dikelola dengan baik dapat menghasilkan Rp 2 triliun per tahun. Teknologi pengolahan sagu juga mesti diperbaiki sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap produk sagu.

Hal ini tentu dapat memberikan keuntungan bagi daerah dan tentu masyarakat terutama petani yang berada di daerah-daerah.(astil)

Kendarisagu