Guru Besar Kampus di Jepang Hadir di IAIN Kendari

FOTO : WD ISMAWATI/LENTERASULTRA.com
Prof John Wanner (kanan) saat berbicara di depan puluhan dosen di IAIN Kendari tentang penulisan jurnal ilmiah

LENTETASULTRA.com-Ada semangat besar di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari untuk terus mengembangkan diri dalam khasanah ilmu pengetahuan. Seorang guru besar dari Jepang, bahkan dihadirkan di kampus Islam itu untuk berbagi inspirasi.

Namanya Prof. Peter John Wanner, Ph.D. Ia adalah seorang guru besar Universitas Tohoku, Jepang. Kehadirannya di IAIN diprakarsai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Bahasa. Ia dihadirkan untuk jadi narasumber dalam pelatihan bahasa untuk penulisan karya ilmiah, yang Sabtu (4/10) siang digelar di aula perpustakaan IAIN.

Prof John Wanner, selama ini memang dikenal sebagai salah seorang reviewer jurnal internasional bereputasi antara lain Cognitive Science, JALT Journal, Bilingual Special Interest Group Journal an Tohoku University Journal.

Rektor IAIN Kendari, Nur Alim mengatakan, kehadiran Prof. Wanner merupakan kesempatan bagi dosen untuk sharing knowledge terutama terkait publikasi karya ilmiah pada Jurnal Internasional. “Kami terus mendorong dosen untuk meningkatkan kompetensinya dalam membuat dan mempublikasikan karyanya pada jurnal internasional,” kata Nur Alim.

Saat ini IAIN Kendari memiliki 130 dosen, sekitar 20 persen diantaranya telah mempublikasikan karya ilmihanya pada jurnal internasional bereputasi. Menurut Rektor, angka tersebut mesti terus ditingkatkan mengingat pentingnya publikasi ilmiah sebagai bagian dari tanggung jawab dosen sebagai opinion leader pada dunia akademisi.

Pelatihan Bahasa diikuti oleh 40 dosen di lingkup IAIN Kendari. Sebagian besar merupakan dosen yang aktif menulis hasil karya tulis ilmiah pada jurnal internasional baik pada lingkup bidang ilmu sosial, humaniora dan science.

Prof. Wanner secara terperinci memberikan penjelasan terkait pola penulisan karya ilmiah dalam Bahasa Inggris yang sesuai dengan standar penulisan jurnal internasional. “Pengalaman saya saat mereview karya ilmiah, banyak penulis yang membuat tulisan panjang dan mengulang kata yang sama sampai beberapa kali,” katanya.

Padahal, menurut Wanner, menulis karya ilmiah dengan menggunakan Bahasa Inggris harus singkat, padat dan mudah dipahami. Selain itu sitasi juga penting, jangan sampai menjadi plagiator karena tidak mencantumkan sumber tulisan.

Selain penggunaan Bahasa Inggris yang benar, Wanner juga meminta dosen untuk memperkuat tradisi literasi karena akan memengaruhi kemampuan menulis, mengembangkan ide, gagasan, dan kritis terhadap fenomena yang terjadi di sekitar kita.

Pada kesempatan itu, Prof Wanner juga mereview beberapa karya ilmiah dosen IAIN Kendari yang akan dipublikasikan pada jurnal internasional. Guru Besar pada ilmu Budaya di Tohoku Jepang itu mengoreksi tata cara penulisan agar memenuhi standar karya ilmiah. (isma)

IAINKendari