LENTERASULTRA.com-Sejak dilantik 2015 lalu, Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), H. Amrullah dan Wakilnya Andi Muhamat Lutfi, lansung tancap gas untuk membangun daerahnya. Jalan dilebarkan dan diaspal, gedung pemerintahan dibangun termasuk dermaga-dermaga rakyat di pelosok.
Rupanya, giatnya Amrullah-Lutfi mempercantik daerah itu diprotes salah seorang anggota DPRD Konkep bernama Amran. Salah satu sorotannya adalah adanya beberapa program yang dianggapnya mubazir.
Ia menyebut, pelabuhan rakyat di Desa Dimba dan Desa Noko, di Kecamatan Wawonii Timur termasuk di Desa Watuondo di Kecamatan Wawonii Timur Laut. Bagi Amran, proyek tempat berlabuh transportasi laut itu hanya menghambur-hamburkan anggaran.
“Tidak ada asas manfaatnya itu pelabuhan bagi masyarakat. Karena tidak ada masyarakat yang gunakan. Karena kapal tidak juga yang berlabuh di pelabuahan itu,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Konkep, Amran saat ditemui Rabu malam, (18/10).
Pelabuhan yang dimulai pengerjaanya sejak 2016 lalu sampai saat ini, kata mantan anggota Komisi I itu, dilihatnya tidak difungsikan. Kapal nyaris tak pernah terlihat ada yang melempar sauh di tempat itu.
Kata dia, saat ini warga di Bumi Kelapa itu, lebih memilih mengunakan jalur transpotasi laut di Langara, Ibu Kota Kabupaten untuk bertolak ke Kota Kendari atau di wilayah pulau lainya yang berdekatan dengan daerah itu.
Ia meminta agar Dinas Perhubungan Konkep, untuk segera memikirkan ulang program pembangunan pelabuhan di tahun 2018 mendatang. “Dinas terkait harus evaluasi kembali program pembangunan pelabuhan tahun depan. Karena tahun ini proyek tersebut gagal,” tandas politisi PKS itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Konkep, Harsin membantah, kalau pelabuhan yang dimaksud tidak digunakan. Kata dia, pelabuhan itu justru diusulkan oleh warga.
“Itu pelabuhan memang tidak tiap hari ada aktifitas bukongkar muat, tetapi secara tidak langsung itu sudah digunakan meski tidak tiap hari,” tegas Harsin di ruang kerjanya, Kamis, (19/10).
Kata dia, selain aktivitas bongkar muat, pelabuhan itu juga bisa berguna menahan abrasi pantai. “Bisa juga pelabuhan itu dijadikan tempat wisata,” terang mantan camat Wawonii Barat ini.
Saat ini ada beberapa pelabuhan yang sudah dilakukan pungutan Pajak Pendapatan Daerah (PAD). Seperti Pelabuhan Lamongupa, Sawaea, Batuamea, Lawei dan Pelabuhan Solongko. “Menyusul nanti Pelabuhan Wawouso, Roko-Roko dan Pelabuhan Langara Laut. PAD ini diatur dalam peraturan bupati tahun 2015,” cetusnya.(hendrik)
Editor : Sarfiayanti