Asrun Pamer Sukses di Forum Apeksi

FOTO :ISTIMEWA
Mantan Wali Kota Kendari, Dr Asrun (depan kiri) berbicara di depan peserta workshop pengelolaan sampah di Makassar, siang tadi

LENTERASULTRA.com-Kesuksesan Dr Asrun membangun Kota Kendari sudah cukup menasional. Salah satu yang paling menonjol adalah kemampuan Walikota Kendari periode 2007-2017 itu mengubah tempat pembuangan sampah di Puuwatu jadi kampung energi.

Kamis (19/10) siang, Asrun baru saja turun dari podium utama di arena Workshop Pengelolaan Sampah Perkotaan yang digelar Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Komisariat Wilayah IV di Kota Makasar.

Kontributor lenterasultra.com di Makassar, Alin melaporkan bahwa Walikota Kendari dua periode ini membawakan materi tentang Kampung Mandiri Energi menjadi role model pengelolaan sampah Kota Kendari.

Asrun menjelaskan kesuksesan Kota Kendari mengelola sampah di TPA Puwatu dimulai tahun 2012 saat kampung mandiri energi dibangun. “Kampung mandiri energi kita bangun tahun 2012, untuk menampung para pemulung yang tinggal di rumah gubuk berdinding kardus di lokasi TPA dan para petugas kebersihan yang belum punya rumah,” katanya.

Awal dibangun kata Asrun, ada 122 unit rumah di kampung mandiri energi. Namun saat ini jumlahnya bertambah menjadi 220 unit. Dari jumlah itu baru 122 unit yang didilengkapi fasilitas kompor gratis berbahan bakar gas metan dan listrik yang bersumber dari genset yang dinyalakan menggunakan bahan bakar gas metan, sisanya baru selesai dibangun, sehingga fasilitasnya belum tersedia.

“Konsep pemukiman mandiri energi berasal dari gagasan untuk memanfaatkan emisi gas metan dari timbulan sampah TPA Puwatu untuk keperluan energi listrik dan kompor rumah tangga,” papar calon gubernur Sultra itu.

Selain kompor dan energi listrik Pemkot Kendari juga pernah melakukan uji coba menjalankan mobil dengan bahan bakar gas metan, namun masih terkendala penampungan bahan bakar dalam kendaraan, sebab semakin banyak bahan bakar yang dibutuhkan semakin besar pula penampungan yang digunakan.

Ide memadatkan gas sehingga bisa ditampung ke dalam tabung seperti gas LPG sudah pernah disampaikan Asrun pada kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ketika Ia mendapat pengharagaan Energi Prabawa, namun hingga saat ini belum ada tanggapan.

Pemanfaatan Gas metan yang tersedia  di TPA Puwatu menurut Asrun memiliki beberapa keuntungan seperti, warga bisa berhemat karena tidak perlu lagi membeli gas LPG dan membayar listrik

“Lingkungan juga bisa terjaga karena gas metan memiliki kekuatan merusak atmosfer 21 kali lipat dibandingkan gas Karbon dioksida,” imbuhnya.

Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPAS) Puwatu memiliki luas 19 Ha terdiri dari zona landfill 1.5 ha, zona in aktif 4 Ha, zona hijau atau green belt 5 Ha dan zona peruntukan lain(kantor pengelola,TPS 3 R, komposting,wisata, edikasi) 8.5 Ha.

Saat ini pengelolaan sampah di TPA Puwatu menggunakan metode sanitari landfil,  dengan metode ini gas metan yang dihasilkan TPA lebih besar dan lebih bersih dibandingkan metode control landfill.(alin)

Editor : Abdi Mahatma

AsrunCagub