LENTERASULTRA.com-Totalitas manajemen RSUD Bombana mengejar mimpi meraih akreditasi patut diacungi jempol. Bukan hanya fokus menyiapkan sarana, tapi juga meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, yang berurusan dengan layanan kesehatan.
Sejak 8 Oktober lalu, hingga Kamis (12/10) nanti, RSUD Bombana menggelar pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS), atau peningkatan skill untuk tindakan kecelakaan dan gawat darurat. Ini seperti sebuah pelatihan dasar bagi perawat demi meningkatkan kompetensi.
Ada 50 peserta ikut kegiatan yang dipusatkan di sebuah hotel di Bombana ini. Mereka adalah perawat- perawat di RSUD Bombana
Lima instruktur dari Pro Emergenci Jakarta dihadirkan sebagai pemateri dan pembimbing, termasuk evaluasi kepada masing masing peserta.
Dari amatan jurnalis media ini, para peserta sangat antusias dan serius mengikuti pelatihan. Soalnya, tidak hanya soal pemahaman dan materi keperawatannya, para perawat itu juga mengejar sertifikat BCLS yang mereka bisa peroleh jika mampu lulus dari evaluasinya.
Salah satu intruktur pelatihan Jajat Susrajat, menjelaskan bahwa pelatihan untuk perawat ini dalam rangka memberikan pemahaman terkait penanganan gawat darurat, trauma dan penyakit jantung, dimana menurutnya hal-hal itu merupakan pembunuh paling tinggi di Indonenesia.
“Untuk menurunkan tingkat kematian akibat gawat darurat ini kita harus latih perawat-perawatnya dan pelatihan ini sudah standar internasional,” ungkap istruktur asal Bogor ini
Pada lelatihan ini ,Jajat berharap agar semua perawat bisa mengerti konsep yang terstandar internasional tentang penanganan trauma gawat darurat dan penyakit jantung ini, karena kalau tidak dibekali dengan itu, akan sulit sekali menurunkan angka kematian terhadap dua kasus tersebut.
Jajat juga menambahkan kalau kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari. Tiga hari pertama lebih kepada teori dan praktek, dua hari terakhir akan ada evaluasi, lebih ke penajaman dan pendalaman materi.
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sultra, Heryanto S,Km yang juga hadir sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya pelatihan ini merupakan bentuk pendidikan keperawatan berkelanjutan dan di PPNI, itu menjadi wajib dan syarat bagi perawat yang ada di unit gawat darurat.
Ia juga menambahkan kalau di seluruh Sultra, pelatihan BTCLS dan pelatihan kekhususan tentang keperawatan, didanai oleh APBD. “Selama ini dibiayai oleh mandiri, Kita coba di Bombana dengan dengan didukung APBD dan mudah mudahan ini merupakan percontohan dan bisa ditiru oleh rumah sakit rumah sakit yang lain,” imbuh anggota DPRD Bombana ini.
Sebagai ketua PPNI Sultra, dirinya akan berusaha melakukan terobosan dalam mengembangkan PPNI Sultra. “Satu sisi bagaimana kita meningkatkan mutu teman teman perawat, di sisi lain kita perjuangan kesejahteraan perawat,” terang Herianto.
(danil)
Editor : Sarfiayanti