LENTERASULTRA.com-Selama dua periode menjadi Wali Kota Kendari, Asrun selalu bersama Partai Demokrat dalam barisan partai pengusung dan pendukungnya. Jika sekarang si Bintang Mercy, sedang mencari calon gubernur Sultra terbaik, maka Asrun percaya kebersamaan itu tetap akan berlanjut.
“Saya harap kami (Asrun dan Demokrat bisa hattrick,” optimis Wali Kota Kendari ini. Hattrick adalah istilah dalam sepakbola bila ada seorang pemain yang mencetak tiga gol dalam satu pertandingan. Artinya, jika sudah dua kali ia bersama Demokrat, harusnya bisa untuk tiga kali.
Selasa, 10 Oktober nanti, Partai Demokrat Sultra akan menggelar rapat pleno menyaringan tiga calon gubernur Sultra, dari delapan orang yang sudah mendaftar.
“Insya Allah saya akan ada di tiga nama itu, termasuk tentu saja tiket dari DPP Demokrat,” kata Ketua PAN Kota Kendari ini saat ditemui jurnalis lenterasultra.com, usai mengikuti acara pelepasan Indonesia Offroad eXpedition (IOX) Selebes, di pelataran MTQ Square, Sabtu (7/10) pagi tadi.
Selama ini, Asrun mengaku cukup dekat dengan Partai Demokrat. Intensitas komunikasi dengan para kadernya pun terjalin bagus. Karena itu pula ia yakin bisa dipilih. “Kerja sama saya dengan kader Demokrat di DPR RI juga baik,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan Cagub Partai Demokrat, Budhi Prasojo mengakui akan digelarnya penyaringan terhadap delapan Cagub Sultra yang sudah mendaftar di Demokrat.
“Selasa (10/10) sore rencananya. Kita awali dengan paparan survey dari Saiful Mujani Researc Center (SMRC). Dilanjut dengan memilih tiga calon,” kata Budhi, Sabtu (7/10) pagi.
Ada 119 pengurus pleno Partai Demokrat Sultra yang berhak memilih. Tiga nama terbanyak itulah yang nantinya diajukan ke DPP Demorat sehari setelahnya. “Kami tidak mengundang calon. Hanya pengurus saja,” kata Sekretaris FKPPI Sultra ini.
Budhi juga menyinggung konstalasi terbaru Pilgub dimana sudah ada kandidat yang mengaku mengantongi rekomendasi dari partai lain. Menurutnya, kandidat yang memang sudah punya tiket, pasti punya nilai lebih dimata DPP Demokrat.
“Kan salah satu syaratnya begitu. Kalau sudah ada dukungan partai, maka pointnya bertambah. Meski tetap bukan jaminan, tapi pasti sangat diperhatikan. Daripada yang belum punya koalisi, kan kita repot nantinya,” pungkas Budi.
Jauh-jauh hari, Ketua Partai Demokrat Sultra, Muh Endang SA sudah memberi sinyal, kandidat mana yang bakal diusung partainya. Salah satu variabel yang paling penting dari seorang kandidat adalah “logistik” pemenangannya.
“Itu salah satu yang penting. Kandidat yang kita usung tidak bisa hanya mengandalkan elektabilitas apalagi kalau selisihnya hanya terpaut sedikit dari yang lain. Harus kami pastikan kemampuan logistik kampanyenya. Dan jika tak siap nanti jadi percuma,” urai Endang.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah seorang calon sudah mengantongi rekomendasi dari partai lain untuk menyempurnakan syarat 9 kursi, sebagai tiket untuk didaftarkan ke KPU. Atau setidaknya sudah ada pernyataan dari partai lain, untuk mengusung kandidat bersangkutan.
Dengan semua variabel potensi pemenangan, Demokrat Sultra akan mengajukan tiga nama kandidat ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk diputuskan. Tugas PD Sultra hanya menyediakan data tentang seorang kandidat, tapi putusan finalnya tentu di tangan DPP.
Partai Demokrat punya enam kursi di DPRD Sultra. Artinya butuh tiga kursi atau lebih untuk bisa mengajukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Nah, jika salah satu dari delapan kandidat dari Demokrat itu sudah punya rekomendasi tambahan dari partai lain, maka peluangnya diusung juga besar.
Adapun kandidat yang sudah daftar ke Demokrat itu adalah Tina Nur Alam, Mantan Anggota DPD RI Laode Ida, Mantan Gubernur Sultra Ali Mazi, Walikota Kendari Ir Asrun, Bupati Muna LM Rusman Emba, mantan Bupati Kolaka Utara dua periode Rusda Mahmud, Sekprov Sultra, Lukman Abunawas dan Marsekal Muda (Marsma) TNI, Supomo.
Dua kali Partai Demokrat menggelar paparan visi misi di internal kandidat. Pertama di Kota Baubau dan kedua di Kendari. Dari dua kali acara padat penonton itu, hanya Tina Nur Alam yang tak pernah sempat hadir.(abdi)