LENTERASULTRA.com-Kementrian Agama punya berbagai program keren guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di internal institusinya. Salah satunya, memotivasi tenaga pengajar di kampus-kampus dibawah naungan Kemenag, untuk menempuh pendidikan doktoral, hingga keluar negeri jika perlu.
“Tahun ini, kita punya kuota 250 orang ikut program doktoral keluar negeri,” beber Amiruddin Kuba, Project Management Unit (PMU) Program 5000 Doktor Kemenag RI, saat sosialisasi program ini di IAIN Kendari, Rabu (4/10)
Sayangnya, kata Amirudddin, dari 250 jatah keluar negeri itu, hanya 73 orang yang lulus. Tentu ini diluar ekspektasi Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama, sebagai pilot project program ini.
Di IAIN Kendari, tadi siang, Diktis menggelar sosialisasi program 5000 doktor. Dosen dan tenaga kependidikan di kampus tersebut ditambah Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) se Sulawesi Tenggara, menjadi sasarannya.
Kata Amiruddin, sosialisasi ini dilakukan untuk mendorong dosen dan tenaga kependidikan di lingkup Kemenag untuk memanfaatkan program tersebut. “Kita menjalin kerjasama dengan 17 universitas di berbagai negara seperti Australia, Belanda, Perancis, Cairo, Aljazair dan lain-lain,” paparnya.
Kerjasama ini dalam rangka mempermudah calon mahasiswa untuk mengakses fasilitas studi luar negeri dan membantu mempercepat penyelesaian studi.
“Banyak benefit (nilai tambah) yang diperoleh mahasiswa program doktor di luar negeri, antara lain pendampingan bahasa asing, living cost, biaya kuliah, biaya pembelian buku referensi, biaya conference dan biaya lainnya. Termasuk jika membawa pasangan dan anak masuk dalam tanggung pemerintah,” tambah Amiruddin.
Dalam sosialisasi itu, Amiruddin juga menampilkan sejumlah testimoni dari peserta program 5000 doktor. Harapannya, testimoni tersebut menjadi gambaran awal bagi para dosen dan tenaga kependidikan yang memiliki keinginan melanjutkan studi doctoral di luar negeri.
Lebih lanjut, dia menuturkan, Kemenag RI menargetkan, jumlah peserta program 5000 doktor ke luar negeri mencapai 1000 orang, dalam kurun waktu lima tahun. Tahun ini, berjalan tahun ketiga dari program tersebut.
Namun jumlah peserta program itu untuk tujuan luar negeri masih berada dibawah angka 40 persen dari target. “Insya Allah program studi ke luar negeri akan dibuka mulai Oktober – Desember 2017. Sedangkan untuk studi dalam negeri telah ditutup Juli lalu. Program ini terbuka bagi dosen PNS dan non PNS serta tenaga kependidikan lain,” katanya.
Syaratnya juga cukup standar. Mulai dari mengantongi rekomendasi dari pimpinan PT, memperoleh skor TOEFL 500 dan TOAFL 450.
Rektor IAIN Kendari, Nur Alim merespon positif atas kegiatan tersebut. Ia berharap, sosialisasi itu semakin membuka peluang bagi dosen dan tenaga kependidikan memenuhi persyaratan kelulusan sebagai peserta program tersebut dengan mempersiapkan diri sejak dini.
“Saat ini, IAIN Kendari telah memiliki 130 orang dosen dan orang 56 tenaga Kependidikan. Sebanyak 42 orang diantaranya telah berkualifikasi Doktor,” pungkas Nur Alim. (isma)
Editor : Sarfiayanti