Supaya Nyaman, Anak dan Perempuan Bisa Berlindung di Rumah Aman

FOTO : WA ODE ISMAWATI
Walikota Kendari, Dr Asrun (tengah) didampingi Wawali, Musaddar Mappasomba (kedua dari kiri), Ketua DPRD, Syamsuddin Rahim (kedua dari kanan) serta Sekot Kendari, Alamsyah Lotunani (kiri) menekan tombo tanda diresmikannya rumah aman

LENTERASULTRA.com- Anak dan perempuan, kerap menjadi korban dalam setiap kekerasan yang terjadi. Tak hanya fisik, trauma psikis juga kerap mereka rasakan. Bahkan, kadang tak ada tempat bagi mereka untuk berlindung. Namun tak perlu khawatir, Pemerintah Kota Kendari sudah menyiapkan solusinya.

Dibawah kendali Asrun, Pemkot Kendari membangun rumah aman sebagai tempat persinggahan bagi para perempuan dan anak yang mencari perlindungan.

Pada Jumat 22/9 kemarin, Asrun dan wakilnya Musaddar Mappasomba meresmikan Rumah Singgah tersebut. Tujuannya  melindungi, memulihkan serta mereduksi kekerasan berbasis gender yang pelakunya terkadang  orang-orang terdekat korban.

“Sebagai ibu kota, Kendari jadi pusat aktivitas yang sangat kompleks. Permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak bagian dari masalah yang banyak ditemui. Makanya, kita siapkan mereka tempat perlindungan, mulai dari bimbingan konseling, pendampingan spiritual serta pelayanan kesehatan. Disini juga kita berikan kebutuhan yang korban perlukan,” ucap Asrun.

Rumah singgah kata Asrun,  salah satu terobosan untuk mendorong Pemkot Kendari agar terus berupaya melindungi perempuan dan anak termasuk anak jalanan.

“Saya berharap kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang terintegrasi pada unit P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak), untuk bekerja dengan baik. Kita harus beri pelayanan secara maksimal kepada korban. Sediakan semua kebutuhan selama berada di Rumah Singgah ini,” pintanya.

Rumah aman lanjut Ketua PAN Kota Kendari itu menjadi pusat koordinasi untuk membangun kerjasama yang baik dalam memberikan pelayanan terhadap korban kekerasan. Setiap korban harus diberi penanganan dan pemulihan psikososial yang tepat. Dengan melibatkan tenaga psikolog profesional, pendamping korban termasuk lembaga swadaya masyarakat dan pekerja sosial serta penanganan medis.

“Di tempat ini kita butuh volunter yang benar-benar berjiwa sosial yang tinggi. Saya yakin mereka dapat merawat dan melayani dengan baik. Pekerja sosial itu sangat mulia, kita bisa melayani apalagi bisa memulihkan anak-anak kita yang mengalami trauma akibat kekerasan,” tegas Asrun.

Rumah aman atau rumah singgah itu berdiri di lahan seluas 1.320 Meter persegi. Menghabiskan Rp 1,5 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APDB) 2016 dan 2017.

“Bangunannya sederhana dan anggarannya juga tidak terlalu besar. Tapi kalau dikelola dengan baik makan akan memberi manfaat yang sangat besar,” imbuhnya. (Isma)

editor : Yanti Aprilianti

Asrunwalikota