Kirab Muharram yang Kalah Pamor oleh Gerak Jalan Agustusan

FOTO : WA ODE ISMAWATI/LENTERA SULTRA
Peserta kirab Muharram melintas di depan podium utama di depan Kantor Wali Kota Kendari

LENTERASULTRA.com-Ada tradisi tahunan yang digelar di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Kota Kendari jelang perayaan HUT kemerdekaan RI. Gerak Jalan Indah (GJI), begitu nama resminya.

Pesertanya, datang dari berbagai instansi pemerintahan, sekolah bahkan organisasi masyarakat ikut ambil bagian. Tradisi ini selalu memikat penonton. Sepanjang jalan, bahkan sebelum barisan pertama beraksi, jubelan orang sudah ada di pinggir jalan. Menunggu parade plus variasi barisan.

Rute yang ditempuh pesertanya pun lumayan jauh. Tak kurang dari lima kilometer, dengan sikap jalan tetap sempurna. Sorak sorai penonton membuat semangat pesertanya teguh sampai finish.

Bisa jadi karena berbeda momentum, tapi faktanya, Kirab 1 Muharram yang digelar Kementrian Agama Sultra nuansanya terasa lain. Pemandangan itu jelas terlihat, Kamis (21/9) pagi. Ada lebih dari 1000 peserta, yang berjalan membentang spanduk perkelompok dengan jarak tak sampai 5 kilometer.

Cuaca Rabu pagi tadi memang tak bersahabat. Ada gerimis yang mengguyur bumi. Tapi acara sudah terjadwal. Tajuknya Kirab 1 Muharram, memperingati tahun baru Hijriah, alias tahun baru dalam almanak Islam. Penonton, sepi. Jika tak ingin disebut tak ada. Euforianya berbeda saat gerak jalan Agustusan.


135 barisan dari Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs, dan Madrasah Aliyah (MA) bergerak. Startnya dari depan kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Kendari. Agar tak segera tiba di finish, di depan Kantor Wali Kota Kendari, kirab menyusur jalan memutar, melintas depan Plaza Inn Hotel.

Di bagian lain, ada juga 115 barisan peserta dari ormas Islam, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), ASN lingkup Kementerian Agama Sultra dan KUA se Kota Kendari. Mereka start  dari masjid Agung dan finish di tempat yang sama. Setiap kelompok ada spanduk, label dari institusi.

Meriah tentu saja, karena pesertanya memang banyak. Andai masyarakat mau meluangkan waktu menonton kirab ini, pesan tahun baru Islam yang kini sudah di 1439 Hijriah, pastilah sampai. Persaudaraan Islam jadi salah satu targetnya. Meski tanpa harus ada variasi barisan.

Sepanjang jalan, pekik Allahu Akbar memang menggema. Busana-busana muslim model terbaru, dipoles riasan wajah yang maksimal jadi warna-warni acara itu. Star pukul 07.00 Wita, dan karena jaraknya tak begitu jauh, tiba di titik akhir juga tak lama.

Pejabat yang melepas kirab ini adalah Wali Kota Kendari, Asrun. Di finish, ada Sekprov Sultra, Lukman Abunawas yang menerima.

“Acaranya meriah kok, walau ada hujan. Semangat peserta juga tinggi,” senang Abdul Kadir, Kapala Kanwil Kemenag Sultra. Pengajar di IAIN Kendari ini melihat, banyaknya peserta itu menunjukkan kebersamaan yang harmonis untuk menyemarakkan peringatan tahun baru Islam 1 Muharram 1439 H.

Tema kirab Muharram ini adalah “Momentum hijrah dan penguatan revolusi mental menuju Sultra dan Indonesia berkeadaban”.
Ada pernyataan Kadir yang menarik. Harapannya, ada tiga makna yang diambil dari acara “jalan-jalan” pagi itu. Pertama bisa memperkokoh ukhuah Islamiah, meningkatkan pemahaman dan pengamalan syiar Islam serta meningkatkan peran serta dalam mendorong percepatan pembangunan menuju cita-cita mulia Sultra.

“Termasuk menyiapkan anak-anak madrasah dan pesantren menjadi generasi Qurani,” ucap Kadir. Terdengar muluk memang jika ukurannya hanya karena banyak peserta yang ikut kirab.

Harapan itu bisa saja terwujud. Soalnya usai kirab, ada tabliq akbar oleh Ustaz H. Daniel Idrus. Seluruh peserta kirab ikut mendengar tauziahnya.

Sekprov Sultra, Lukman Abunawas melihat bila kirab itu harus bermanfaat. “Bukan hanya sekedar seremonial tetapi sebagai momen untuk menjalin silaturahim dan tali persaudaraan,” begitu kata Lukman.(isma)

Editor : M. Rioddha

AsrunIslam