Gerindra Salip Elektabilitas Golkar

 

Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto (tengah). Elektabilitas Partai Golkar kini merosot dan diduga terkait masalah hukum yang dihadapinya,

LENTERASULTRA.com-Posisi Partai Golkar sebagai peraih suara terbanyak kedua dalam Pemilu 2014 lalu kini terancam. Elektabilitas Beringin Rimbun telah tersalip jauh oleh Partai Gerindra. Sedangkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih tetap teratas. Hal tersebut berdasarkan hasil survei Center for Strategic and Internasionall Studies (CSIS).

”CSIS melakukan survei tingkat elektabilitas partai-partai politik. PDIP masih bertahan di posisi teratas, namun Partai Golkar merosot cukup signifikan,” ungkap Phillips J Vermonte, Direktur Eksekutif CSIS kepada wartawan, Selasa (12/9) lalu.

Survei CSIS, sambung Philips, untuk tahun 2017 dilakukan pada tanggal 23-30 Agustus dengan 1.000 responden secara acak (probability sampling) dari 34 provinsi di Indonesia. Responden adalah masyarakat Indonesia yang sudah memiliki hak pilih. ”Margin of error dari survei ini sebesar 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen,” tukasnya.

Dia memaparkan, elektabilitas PDIP tetap paling tinggi di angka 35,1 persen. Elektabiltas PDIP mengalami kenaikan setiap tahunnya dari tahun 2015 meski tidak terlalu besar. Sementara itu, lanjutnya, elektabilitas Golkar disalip oleh Gerindra jika dibandingkan dengan perolehan pemilu 2014. Di Pileg 2014 lalu, Golkar berada di posisi kedua, sementara Gerindra di posisi ketiga.

Namun, masih menurut Philips, berdasarkan elektabilitas tersebut, Gerindra berada di posisi kedua (14,2 persen) dan Golkar di posisi ketiga (10,9 persen). ”Suara PDIP mengalami kenaikan kecil (masih dalam batas margin of error). Golkar mengalami penurunan sekitar 3,2 persen dari tahun sebelumnya. Sementara suara Gerindra mengalami stagnasi,” bebernya.

Dia menambahkan, berbeda dengan elektabilitas, dari sisi popularitas Golkar masih menempati yang tertinggi dengan perolehan 95,2 persen. Sementara itu PDIP tak terpaut jauh dengan mendapat 94,3 persen. Kemudian disusul Demokrat di angka 92,8 persen dan Gerindra 90,6 persen.

Mantan Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Ahmad Doli Kurnia mengaku, merosotnya Golkar itu terbilang wajar. Hal itu akibat ditetapkannya Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto sebagai tersangka dalam kasus e-KTP. ”Jadi sekarang kepercayaan publik juga elektabilitas Partai Golkar jauh menurun,” imbuhnya, kemarin.

Ia juga menambahkan, akibat sang Ketua DPR kini kembali terjerat persoalan hukum, sebuah lembaga survei mencatat kondisi ini juga membuat angka ketidakpercayaan publik terhadap lembaga Parlemen ikut menurun. ”Tidak hanya ke Golkar, kepercayaan terhada DPR juga menurun. Bahkan disebut sebagai lembaga terkorup di Indonesia,” pungkasnya. (aen)

Editor ; M.Rioddha

GolkarParpolPolitik